BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Desember 2011

Journal 67 : Review novel --> FATE by ORIZUKA *Spoiler alert!!*

 SPOILER ALERT!!!



FATE - when a destiny made us meet - 

Kita Bertemu Karena Takdir itu Ada
Judul Buku              : FATE –saat nasib mempertemukan kita-
Nama Pengarang     : Orizuka
Penerbit                  : Authorized Books
Halaman                 : 293 halaman
Terbit                     : Mei 2010
Sinopsis :
Apakah kau percaya takdir? Bagaimana kau menghadapi takdirmu? Apakah takdirmu bagus dan sesuai keinginanmu? Jika tidak, bagaimana kau akan menerima takdirmu itu?
Mungkin hal itulah yang tepat diungkapkan dalam novel ini. Takdir. Sesuatu yang telah menjadi ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia. Apabila kau telah mengetahui takdirmu, apa yang akan kau lakukan? Tetap menerima dan menghadapinya, atau malah menolak dan menghindari takdirmu?
Jang Min Ho dan Jang Min Hwan, dua bersaudara keluarga Jang. Mereka dilahirkan dengan nasib berbeda, pribadi yang berbeda. Dua putra keluarga Jang yang terpisah selama bertahun-tahun, sekarang harus bertemu kembali untuk mendengarkan wasiat ayah mereka yang telah meninggal dunia.
Jang Min Ho.
Putra sah dari keluarga Jang, hidup serba berkecukupan dan berhasil mengenyam pendidikan yang bagus dan bekerja sebagai seorang jurnalis di sebuah tempat penerbitan di New York. Selalu tersenyum, ramah, dan berwibawa.
Jang Min Hwan.
Putra keluarga Jang dari seorang pelacur yang tinggal di distrik Dongdaemun dan bekerja di sana dengan penghasilan tak seberapa. Berbeda dengan Min Ho yang memiliki dan mewarisi segala sifat Ayahnya, ia tak punya kesamaan apapun selain DNA yang menyatakan bahwa ia putra keluarga Jang. "Gampang saja hyeong bilang begitu. Hyeong mewarisi sifat-sifat abeoji, sedangkan aku? Aku nyaris dianggap supirmu kalau namaku tidak bermarga Jang."  begitu Min Hwan pernah berkata.
Dua bersaudara yang dipisahkan oleh keinginan sang Ibu yang tak menginginkan Min Hwan—si anak tiri—untuk hadir di kediaman keluarga Jang. Dendam yang telah bertahun-tahun dipendam pun mencuat tatkala mereka bertemu satu sama lain. Keinginan untuk membalas apa yang telah dilakukan ayahnya membuat Min Hwan menjadi membenci kakak tirinya itu.
Di saat keadaan semakin sulit, hadirlah Adena, teman masa kecil mereka yang merupakan anak kepala pelayan, yang membuat keadaan tidak seburuk semula. Namun, siapa yang tahu apa yang ada di dalam hati masing-masing putra Jang itu? Nasiblah yang membawa mereka bertemu kembali. Bertemu dan tinggal di tempat yang sama, satu atap, demi menunaikan perintah terakhir abeoji—ayah—mereka. Meski hati tak menginginkan hal itu, namun tak ada yang dapat membantah keinginan ayah mereka.
Tinggal bersama, satu atap, sering bertemu, membuat mereka tidak terlalu kaku lagi. Dan mereka pun mulai mencoba untuk menerima hidup ini apa adanya.
Keadaan pun berangsur membaik. Hubungan Min Hwan dan Min Ho pun berlangsung layaknya saudara kandung. Adena pun merasa bahagia melihat kedua oppa—kakak—nya yang kembali berbaikan. Semua merasa bahwa takdir itu memang ada untuk mempertemukan mereka dan menyatukan mereka.
Namun, di saat keadaan berangsur membaik, terkuaklah satu misteri yang membangkitkan amarah dan dendam masa lalu, membuat Jang Min Hwan shock dan menyesali takdirnya.
Ia pun merasa bahwa tak ada artinya lagi ia terus berada di rumah itu dan mempercayai takdirnya. Ia harus pergi. Akhirnya, ia pun kembali ke Korea. Min Ho, yang terkejut melihat Min Hwan kabur begitu saja, mencoba mencari titik masalah yang membuat adiknya kabur. Maka sangat shock-lah ia saat mengetahui kenyataan pahit yang melibatkan Ayahnya, Ibu Min Hwan, dan Min Hwan sendiri.
Min Ho dan Dena yang tak ingin Min Hwan sendiri dan putus asa pun mengejar kembali ke Korea. Meski sulit, namun akhirnya mereka berhasil menemukan Min Hwan. Min Hwan menolak setengah mati keinginan mereka untuk kembali ke Indonesia. Ia tak mau tersakiti lebih dalam lagi. Cukup sampai disini nasib yang pahit melukainya.
Nasib.
Ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tak dapat diubah oleh manusia. Nasib setiap orang berbeda-beda. Ada yang bernasib baik, ada yang bernasib buruk. Dua bersaudara yang dilahirkan dengan nasib berbeda. Apakah misteri yang membuat Min Hwan sangat menyesali takdirnya? Akankah mereka bisa bersatu kembali di tengah-tengah misteri yang telah terkuak itu? Bagaimana kelanjutan hubungan Min Ho dan Min Hwan?
Berlatar belakang dua negara sahabat di Benua Asia, Korea dan Indonesia, novel ini menyajikan kebudayaan kedua negara dengan sangat baik dan khas. Tokoh yang ditampilkan pun perpaduan antara dua negara. Selain itu, alasan saya mengikutkan review novel ini dalam lomba 2011 End of Year Book Contest ini adalah karena pada novel ini ada unsur "motif bulat" yang merupakan simbol shio yang ada di gantungan kunci tersebut, dan ketiga shio itu adalah shio dari Adena, Min Hwan, dan ayahnya Min Hwan. ^^
Dengan latar belakang yang dominan adalah Korea, tak heran jika ada banyak sekali kosakata Korea yang cukup membingungkan bagi orang awam. Namun, tak perlu khawatir, karena kak Orie telah menyiapkan kamus mini "FATE" di halaman belakang cerita. Jadi, bagi yang belum tahu tentang hangeul atau bahasa Korea, kalian dapat mempelajarinya di novel ini.
Tema yang diambil untuk pembuatan novel ini mengambil tajuk tentang takdir dan nasib, sesuatu yang telah ditetapkan Tuhan sedari kita belum lahir. Takdir yang tak bisa diubah dengan tangan manusia itu sendiri.
Alur dan plot yang menarik tersaji dalam novel ini. Dengan tebal buku kurang lebih 293 halaman, novel ini sangat pas dibaca bagi para penggemar novel. Mungkin pada awalnya, plot cerita ini sudah bisa ditebak, sama seperti beberapa novel karangan kak Orie sebelumnya, The Truth about Forever dan 17 Years of Love Song yang rata-rata ber-ending sedih semua. Alangkah kagetnya saat membaca novel ini. Ending-nya sungguh amat tak terduga. Siapa sangka kalau akhirnya bakalan indah dan menyenangkan?
Selain itu, alur dan plot yang tersaji dalam buku ini menggunakan alur campuran antara alur maju dan mundur. Awal cerita menceritakan tentang kisah di masa sekarang, saat kedua putra keluarga Jang sudah sama-sama dewasa. Sedangkan di bagian tengah cerita, terulang kembali kisah Tuan Jang sewaktu muda dengan Ibu Min Hwan ketika masih SMA, yang merupakan titik awal dari terjadinya kisah ini.
Selain itu, bahasa yang digunakan juga asyik dan terkesan enak dibaca untuk semua kalangan. Bahasa yang digunakan adalah semi-baku dengan perpaduan antara bahasa Korea dan Indonesia. Meski begitu, kita tetap bisa menikmati novel ini sampai akhir. Pokoknya, kalau sudah baca, tak akan tahan untuk tidak berhenti sampai akhir!
Karakter tokohnya pun terasa sangat hidup dan berciri khas. Min Hwan yang keras kepala, sensitif dan emosional namun baik hati, Min Ho yang perfeksionis dan tenang, serta Adena yang ceria dan penuh semangat membantu oppa-nya. Tanpa kehadiran para tokoh ini, maka novel ini mungkin akan terasa sangat hambar.
Unsur intrinsik lain yang ditampilkan dalam novel ini adalah amanat. Amanat dan pesan dari novel ini sangat bagus dan baik, yaitu hendaknya kita jangan menyesali dan lari dari takdir kita. Meskipun takdir kita buruk dan tidak sebagus takdir siapapun, kita harus tetap menerimanya karena pasti ada hikmah di balik semua itu. Dan hikmah yang bisa diambil dari amanat di novel ini adalah, karena takdir itu ada, maka kita semua bisa bertemu. Bertemu, saling mengenal dan menjadi satu keluarga, tak peduli dari mana asal usul kita, asalkan hati kita saling terpaut satu sama lain.
Meskipun begitu, novel ini juga memiliki kekurangan. Ukuran buku yang terlalu tebal dan font yang terlalu kecil akan membuat pembaca lain merasa malas dan kesulitan membaca. Apalagi untuk para pengguna kacamata yang matanya sudah rabun. Akan sangat kesulitan sekali bagi mereka untuk membaca dengan baik.
Karena itu, saran dari saya, sebaiknya tidak menggunakan font yang terlalu kecil, yang dapat membuat orang lain kesulitan untuk membacanya. Namun, secara keseluruhan, novel ini sudah baik dan bagus, untuk selanjutnya lanjutkan saja membuat novel yang bagus seperti ini, kak Orie! 
But, I must say, I like this novel a lot. Karena alur yang menarik dan ending yang tak gampang ditebak, serta tokoh yang hidup dan berciri khas membuat novel ini terasa lebih dari sekadar kalau saya menonton drama Korea. Novel ini justru terasa sangat hidup dan nyata! 4 thumbs up to Orizuka! Ini adalah novel favorit saya yang pernah saya baca. Mungkin Anda tertarik untuk mencoba membaca juga? Silakan Anda beli novel ini di Gramedia, jika persediaan masih ada, karena novel ini cukup laris dan terbatas! ^^



Minggu, 06 November 2011

Journal 66 : Khokkiri : Story of a Mistaken Identity (Eng) *spoiler alert!*



 
Annyeonghaseyo, yeoreobun~ Good night, all! ^^

Tonight I was really happy because I've finished reading my new bought-novel, Khokkiri. Actually I wanna post it here since one week ago, but unfortunately, I've just already finished it today, so I post it today.
The title is Khokkiri, and it is made by Lia Indra Andriana, my 2nd fave author after Orizuka at the 1st position. The meaning of 'khokkiri' is an elephant. I guess you must be excited, what is the relationship between elephant and a novel? Yup, if you don't know the story, you'll think like that, but if you read the synopsis and know what the story is about, you'll understand it. Actually I wanna post the synopsis here, but it's not funny if I post it now, you can read it when you buy it and it's not fair to the author, it's her copyright, haha.
The story is about a mistaken identity between two sister, and they're twins, Idella and Rebecca Linaryo. Idella and Rebecca, they're a closer twins. They look similar and no one can predict their difference, even their father, Dokter Linaryo. The eldest one is Becca—the nick name of Rebecca— but the one who looks older is Della—nick name of Idella—because of their appearance. Both of them like Korean Language, and Becca is going to learn it in her college. Actually Della is the same as Becca, but her father reject it, and he put her in a Medical Faculty in one university in Korea. Della don't like it at all, but she can't refuse it, so she keep staying there, and you know what? She even get the high score on it! How smart she is, right?
The problems come when Della and Becca—with their friends from Kyung Hee University—go for an event in a place, Busan. Actually Della is not invited, but they—Becca and her friends from the same faculty—need Della to help them, so they ask Della to join and that's why she was involved in. From Seoul, they go to Busan in a Korean Cultural Show. That's a year event followed by Korean foreign students to show their culture. That year, Kyung Hee chose 18 students, and Sang Hee—known as Becca's friend—is the leader of coordinator on it. The accident happened when they were going to go back from Busan to Seoul. Even that was too night, but the time for Seoul-Busan just spent 4-5 hours. If they had to spend one night more, they had to pay more for it, in other side, the university committee just gave a little of money for it. So, they chose that choice. Sang Hee imagined how if they didn't do that, the tragical moment would not happen. So, as we predict, the accident happened, they reached Kumi when a car passing them away, with a very fast velocity. Lee Chin Ho ahjussi—their driver—moved the stir away trying to avoid the car. It worked, but their bus fell down… 7 people died, include one of the twins, Becca—or believed to be Becca—because they found her identity next to her.
What happened next couldn't be believed. Della—who was safe—when she can said something, she just said that she was Becca, the one who died before! Noone believe it, also her father. He can't even recognize the girl, Della or Becca. For him, the one of them is alive, that's enough.

Noone knows that Della getting D.I.D. there are many characters inside of her, and show off one by one, changing each other, with a different type. There are Della, Becca, Lucie, and also Lady Vampire. 
Della met Richard, a doctor from Indonesia who asked for her help in Korea. Eventually, they just fall in love. Becca, the other side of Della, met Adriel Jo—or Jo Ji Ho—a korean man who is her boss, younger than her, but time by time can make her feelings different, and also, they fall in love each other.
When time to decide which one is needed—and remember, only ONE—Richard and Adriel fight for it. They fight for their girl. Richard for Della, and Adriel for Becca. It's hard, I know. Even, they—Richard and Adriel—are brothers, although not siblings. Time passed, day passed. They have to decide, Della or Becca should be in the body. Even if it's hard, there's only a choice they can get. Della or Becca.



I can't tell more. You should just buy it, read it, and feel the sensation when you read it. And you know, I cried when I read the last scene. Last paragraph, last words from Becca to Adriel—or Ji Ho—that she said to Della before she gone :

"Oppa, aku seekor gajah (khokkiri), 'kan? Gajah selalu ingat... Aku ingat, Oppa. Tapi sekarang aku punya sayap, jadi... kumohon... sekaranglah saatnya. Inilah saatnya Oppa melepaskanku." [TRANS] "Honey, I was an elephant, right? Elephant always remember... I remember, Honey. But now I have wings, so... please... it's the time. It's the time for you to let me go." :')

Ah, the most embarrasing is, I was crying also when typed this. How ashamed! >.<



Khokkiri. Elephant always remember, right? ;)
 
Rate : 5 stars

Selasa, 23 November 2010

Journal 32 : Review novel : FATE by ORIZUKA *Spoiler alert!!*


 SPOILER ALERT!!!



FATE - when a destiny made us meet - 


Kita Bertemu Karena Takdir itu Ada
Judul Buku              : FATE –saat nasib mempertemukan kita-
Nama Pengarang     : Orizuka
Penerbit                  : Authorized Books
Halaman                 : 293 halaman
Terbit                     : Mei 2010
Sinopsis :
Apakah kau percaya takdir? Bagaimana kau menghadapi takdirmu? Apakah takdirmu bagus dan sesuai keinginanmu? Jika tidak, bagaimana kau akan menerima takdirmu itu?
Mungkin hal itulah yang tepat diungkapkan dalam novel ini. Takdir. Sesuatu yang telah menjadi ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia. Apabila kau telah mengetahui takdirmu, apa yang akan kau lakukan? Tetap menerima dan menghadapinya, atau malah menolak dan menghindari takdirmu?
Jang Min Ho dan Jang Min Hwan, dua bersaudara keluarga Jang. Mereka dilahirkan dengan nasib berbeda, pribadi yang berbeda. Dua putra keluarga Jang yang terpisah selama bertahun-tahun, sekarang harus bertemu kembali untuk mendengarkan wasiat ayah mereka yang telah meninggal dunia.
Jang Min Ho.
Putra sah dari keluarga Jang, hidup serba berkecukupan dan berhasil mengenyam pendidikan yang bagus dan bekerja sebagai seorang jurnalis di sebuah tempat penerbitan di New York. Selalu tersenyum, ramah, dan berwibawa.
Jang Min Hwan.
Putra keluarga Jang dari seorang pelacur yang tinggal di distrik Dongdaemun dan bekerja di sana dengan penghasilan tak seberapa. Berbeda dengan Min Ho yang memiliki dan mewarisi segala sifat Ayahnya, ia tak punya kesamaan apapun selain DNA yang menyatakan bahwa ia putra keluarga Jang. "Gampang saja hyeong bilang begitu. Hyeong mewarisi sifat-sifat abeoji, sedangkan aku? Aku nyaris dianggap supirmu kalau namaku tidak bermarga Jang."  begitu Min Hwan pernah berkata.
Dua bersaudara yang dipisahkan oleh keinginan sang Ibu yang tak menginginkan Min Hwan—si anak tiri—untuk hadir di kediaman keluarga Jang. Dendam yang telah bertahun-tahun dipendam pun mencuat tatkala mereka bertemu satu sama lain. Keinginan untuk membalas apa yang telah dilakukan ayahnya membuat Min Hwan menjadi membenci kakak tirinya itu.
Di saat keadaan semakin sulit, hadirlah Adena, teman masa kecil mereka yang merupakan anak kepala pelayan, yang membuat keadaan tidak seburuk semula. Namun, siapa yang tahu apa yang ada di dalam hati masing-masing putra Jang itu? Nasiblah yang membawa mereka bertemu kembali. Bertemu dan tinggal di tempat yang sama, satu atap, demi menunaikan perintah terakhir abeoji—ayah—mereka. Meski hati tak menginginkan hal itu, namun tak ada yang dapat membantah keinginan ayah mereka.
Tinggal bersama, satu atap, sering bertemu, membuat mereka tidak terlalu kaku lagi. Dan mereka pun mulai mencoba untuk menerima hidup ini apa adanya.
Keadaan pun berangsur membaik. Hubungan Min Hwan dan Min Ho pun berlangsung layaknya saudara kandung. Adena pun merasa bahagia melihat kedua oppa—kakak—nya yang kembali berbaikan. Semua merasa bahwa takdir itu memang ada untuk mempertemukan mereka dan menyatukan mereka.
Namun, di saat keadaan berangsur membaik, terkuaklah satu misteri yang membangkitkan amarah dan dendam masa lalu, membuat Jang Min Hwan shock dan menyesali takdirnya.
Ia pun merasa bahwa tak ada artinya lagi ia terus berada di rumah itu dan mempercayai takdirnya. Ia harus pergi. Akhirnya, ia pun kembali ke Korea. Min Ho, yang terkejut melihat Min Hwan kabur begitu saja, mencoba mencari titik masalah yang membuat adiknya kabur. Maka sangat shock-lah ia saat mengetahui kenyataan pahit yang melibatkan Ayahnya, Ibu Min Hwan, dan Min Hwan sendiri.
Min Ho dan Dena yang tak ingin Min Hwan sendiri dan putus asa pun mengejar kembali ke Korea. Meski sulit, namun akhirnya mereka berhasil menemukan Min Hwan. Min Hwan menolak setengah mati keinginan mereka untuk kembali ke Indonesia. Ia tak mau tersakiti lebih dalam lagi. Cukup sampai disini nasib yang pahit melukainya.
Nasib.
Ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tak dapat diubah oleh manusia. Nasib setiap orang berbeda-beda. Ada yang bernasib baik, ada yang bernasib buruk. Dua bersaudara yang dilahirkan dengan nasib berbeda. Apakah misteri yang membuat Min Hwan sangat menyesali takdirnya? Akankah mereka bisa bersatu kembali di tengah-tengah misteri yang telah terkuak itu? Bagaimana kelanjutan hubungan Min Ho dan Min Hwan?
Berlatar belakang dua negara sahabat di Benua Asia, Korea dan Indonesia, novel ini menyajikan kebudayaan kedua negara dengan sangat baik dan khas. Tokoh yang ditampilkan pun perpaduan antara dua negara. Selain itu, alasan saya mengikutkan review novel ini dalam lomba 2011 End of Year Book Contest ini adalah karena pada novel ini ada unsur "motif bulat" yang merupakan simbol shio yang ada di gantungan kunci tersebut, dan ketiga shio itu adalah shio dari Adena, Min Hwan, dan ayahnya Min Hwan. ^^
Dengan latar belakang yang dominan adalah Korea, tak heran jika ada banyak sekali kosakata Korea yang cukup membingungkan bagi orang awam. Namun, tak perlu khawatir, karena kak Orie telah menyiapkan kamus mini "FATE" di halaman belakang cerita. Jadi, bagi yang belum tahu tentang hangeul atau bahasa Korea, kalian dapat mempelajarinya di novel ini.
Tema yang diambil untuk pembuatan novel ini mengambil tajuk tentang takdir dan nasib, sesuatu yang telah ditetapkan Tuhan sedari kita belum lahir. Takdir yang tak bisa diubah dengan tangan manusia itu sendiri.
Alur dan plot yang menarik tersaji dalam novel ini. Dengan tebal buku kurang lebih 293 halaman, novel ini sangat pas dibaca bagi para penggemar novel. Mungkin pada awalnya, plot cerita ini sudah bisa ditebak, sama seperti beberapa novel karangan kak Orie sebelumnya, The Truth about Forever dan 17 Years of Love Song yang rata-rata ber-ending sedih semua. Alangkah kagetnya saat membaca novel ini. Ending-nya sungguh amat tak terduga. Siapa sangka kalau akhirnya bakalan indah dan menyenangkan?
Selain itu, alur dan plot yang tersaji dalam buku ini menggunakan alur campuran antara alur maju dan mundur. Awal cerita menceritakan tentang kisah di masa sekarang, saat kedua putra keluarga Jang sudah sama-sama dewasa. Sedangkan di bagian tengah cerita, terulang kembali kisah Tuan Jang sewaktu muda dengan Ibu Min Hwan ketika masih SMA, yang merupakan titik awal dari terjadinya kisah ini.
Selain itu, bahasa yang digunakan juga asyik dan terkesan enak dibaca untuk semua kalangan. Bahasa yang digunakan adalah semi-baku dengan perpaduan antara bahasa Korea dan Indonesia. Meski begitu, kita tetap bisa menikmati novel ini sampai akhir. Pokoknya, kalau sudah baca, tak akan tahan untuk tidak berhenti sampai akhir!
Karakter tokohnya pun terasa sangat hidup dan berciri khas. Min Hwan yang keras kepala, sensitif dan emosional namun baik hati, Min Ho yang perfeksionis dan tenang, serta Adena yang ceria dan penuh semangat membantu oppa-nya. Tanpa kehadiran para tokoh ini, maka novel ini mungkin akan terasa sangat hambar.
Unsur intrinsik lain yang ditampilkan dalam novel ini adalah amanat. Amanat dan pesan dari novel ini sangat bagus dan baik, yaitu hendaknya kita jangan menyesali dan lari dari takdir kita. Meskipun takdir kita buruk dan tidak sebagus takdir siapapun, kita harus tetap menerimanya karena pasti ada hikmah di balik semua itu. Dan hikmah yang bisa diambil dari amanat di novel ini adalah, karena takdir itu ada, maka kita semua bisa bertemu. Bertemu, saling mengenal dan menjadi satu keluarga, tak peduli dari mana asal usul kita, asalkan hati kita saling terpaut satu sama lain.
Meskipun begitu, novel ini juga memiliki kekurangan. Ukuran buku yang terlalu tebal dan font yang terlalu kecil akan membuat pembaca lain merasa malas dan kesulitan membaca. Apalagi untuk para pengguna kacamata yang matanya sudah rabun. Akan sangat kesulitan sekali bagi mereka untuk membaca dengan baik.
Karena itu, saran dari saya, sebaiknya tidak menggunakan font yang terlalu kecil, yang dapat membuat orang lain kesulitan untuk membacanya. Namun, secara keseluruhan, novel ini sudah baik dan bagus, untuk selanjutnya lanjutkan saja membuat novel yang bagus seperti ini, kak Orie! 
But, I must say, I like this novel a lot. Karena alur yang menarik dan ending yang tak gampang ditebak, serta tokoh yang hidup dan berciri khas membuat novel ini terasa lebih dari sekadar kalau saya menonton drama Korea. Novel ini justru terasa sangat hidup dan nyata! 4 thumbs up to Orizuka! Ini adalah novel favorit saya yang pernah saya baca. Mungkin Anda tertarik untuk mencoba membaca juga? Silakan Anda beli novel ini di Gramedia, jika persediaan masih ada, karena novel ini cukup laris dan terbatas! ^^