BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 22 Desember 2012

Journal 81 : I B U (Bahasa) (Flash Fiction)

"Ibuku sayang, masih terus berjalan. Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah."
Rumah itu terlihat sepi. Hening, tak bersuara. Sesosok tubuh separuh baya yang ringkih tengah berjalan pelan di sana. Ia mengamati sekeliling rumah. Sepi, sunyi. Seolah tak berpenghuni. Tapi ada yang terasa janggal di sana. Seisi rumah terlihat rapi. Piring-piring bertengger manis di rak piring, baju-baju tersusun indah di lemari, dan berbagai makanan lezat terhidang manis di atas meja. Ia mendekat dan bertanya-tanya, "Siapa yang melakukan ini semua?"
"Surprise!" Ia kaget dan menoleh ke belakang. Suami, putra, dan putri tercintanya tengah membentangkan banner besar bertuliskan, Happy Mother's Day, Ibu! You're the greatest mom ever! sambil tersenyum penuh sukacita. Gulir air mata itu pun turun, tak mampu ia bendung, dan ia pun menghambur ke pelukan mereka, melupakan sejuta letih yang telah ia alami selama belasan tahun ini. Meluapkan berjuta cinta yang ada untuk mereka. Cinta yang tak pernah pupus. Ibu, jasamu tak 'kan pernah tergantikan. Selamanya, engkau adalah pelita cahaya kami. Aku, Bapak, Mas, dan Dinda.

Senin, 19 November 2012

Journal 80 : Homie (BAHASA)

Assalammu'alaikum wr., wb.
annyeong, yeoreobun~~~! Finally I'm back again! :3
Setelah hiatus gue yang cukup lama gara-gara stres dan sakit dadakan gue, kali ini gue dateng mau bawain segelintir puisi demi menunaikan kewajiban #NovemberNgeblog gue yang udah macet sejak sekian lama.. langsung aja deh!

Pulang

bola itu terpantul pelan
kemudian memantul lagi, lagi, dan lagi
gadis itu hanya duduk membisu
mengamati bola yang tak henti memantul

jemarinya mulai berpindah alur
berusaha menggapai lemah bola itu
namun
ia tak mau diajak kompromi
terus saja memantul tak tentu arah

gadis kecil itu merengut
senyumannya pun surut
ia pun duduk termangu
menatap bola itu dungu

kakinya beranjak bangkit
hendak menyusuri butir-butir pasir
tapaknya berhenti mendadak
bola itu beranjak mendekat

tap, tap, tap
bola itu memantul pelan
menghampiri gadis kecil dalam bisu
tap, ia behenti pelan
di ujung sepatu gadis kecil yang berpasir
seolah berkata,
"hey, aku pulang."


Sekiaaan!! Gimana nih komentarnya, readers? Jelek, ya? :( Udah lama nggak nulis, jadi kehabisan ide nih gue jadinya..
Tapi gue punya satu kalimat penutup khusus untuk my only one big motivator and inspirator, my MR :)

"How far I could go away, I might always come back to you. You're my final home, mister."  :))

Thank you and goodnight! Jya, matta! :3
Wassalammu'alaikum wr., wb.

Senin, 05 November 2012

Journal 79 : Free Past [Puisi]


Assalammu'alaikum wr., wb.
Oh my God, I'm back again~ (BSB mode on) wkwk :p
Annyeong~ Neomu bogoshipeo yo! *ditabok readers*
Well, hari ini, tema #NovemberNgeblog adalah MASA LALU, dan begitu banyak hal dari masa lalu yang dapat ku ceritakan di sini, jika tak ku kendalikan sejak awal.
Maka dari itu, aku pun memutuskan untuk menuliskan beberapa bait puisi ini saja sebagai perampung segala kegundahanku di masa lampau~ *ceileee*
Langsung aja deh, cekidot~ :3
-------------------------------------------------------------------
Free Past
oleh: Tiara Putri R.
Aku hidup di masa kini, belajar dari masa lalu, dan bermimpi untuk masa depan.
Namun, kau berbeda. Kau hidup di masa lalu, mulai menghilang di masa kini, dan tak pernah ada di masa depan. Masa depan-ku.

Semburat merah menyelimuti
Menyambut pergantian hari
Dari terang menjadi kelam
Namun aku masih di sini
Menikmati senja yang sendiri
Menantimu yang tetap terdiam

Sajak yang tak pernah terucap
Rindu yang tak pernah terlontar
Kini kelam menggelayuti jiwa
Kau masih tetap bertahan

Jejakku mengikis hari
Menapak lemah di antara bulir-bulir kehidupan
Terseok mengikuti irama kesunyian
Yang dulu kerap kau torehkan

Ragaku beranjak pergi
Seiring fajar yang mulai menyingsing
Dan aku menoleh
Ragamu masih di situ
Duduk manis dengan senyum tersungging

Mataku menengadah
Menggulirkan butir-butir kesepian
Dan tapakku menjauh
Melepas sosokmu yang angkuh
Dirimu, si masa lalu
Yang tak ‘kan pernah hinggap di masa depan

-------------------------------------------------------------

Sekian dan terima kasih. Maaf kalau puisinya agak geje yah -___-
Selamat menggalau~~ Salam perGALAUan! :p
Wassalammu'alaikum wr., wb.

Lomba #CloseToYou_Ko Juno


Ko Juno
Mungkin ini terdengar cukup gila, tapi ini kisah nyata yang ku alami dan mungkin juga hampir dialami setiap orang yang mengenal social media.
Aku mengenalnya kira-kira 4 hingga 5 tahun yang lalu, ketika aku masih SMP, dan namanya adalah Junio Vandhika. Ko Juno—begitu aku memanggilnya—lebih tua sekitar 2 tahun dariku, dan tentu saja, ia cowok. Kami tak sengaja berkenalan lewat facebook, setelah sebelumnya aku mengenalnya dari temanku yang juga berteman dengannya lewat facebook.
Orangnya asyik, lucu, ramah, dan menyenangkan, meskipun kami belum pernah bertemu langsung. Kami sering bercerita di facebook, tentang apapun itu. Entah itu tentang kegiatan kami di sekolah, gosip yang sedang happening, atau bahkan hobi dan kesukaan kami masing-masing. Satu hal yang tak pernah ku lupa dari sosok seorang Ko Juno adalah kelihaiannnya dalam bermain piano. Ko Juno sangat suka sekali bermain piano, bahkan ia sering bercerita tentang hobinya itu. Jujur, aku pun penikmat musik, dan tentu saja, jika aku dihadapkan pada sosok seorang cowok yang lihai bermain piano, aku pasti akan tergila-gila padanya. Begitu pula yang terjadi pada diriku saat itu.
Tanpa ku sadari, aku sudah larut dalam pesonanya. Rasanya, ia selalu hadir dalam benakku dan ikut memainkan piano di sana. Aku tahu, rasa ini memang tak boleh ada, karena rasa ini rasa terlarang. Ada begitu banyak perbedaan yang membuat kami tak dapat mengutarakan rasa ini, hingga aku pun memutuskan untuk tetap berteman seperti biasa dengannya.
Ko Juno, cowok keturunan Tionghoa yang hobi bermain piano yang berhasil membuatku tergila-gila. Keramahannya, kejenakaannya, kepintarannya, semuanya aku suka. Baru pertama kali itulah aku merasa cukup dekat dengan seseorang, apalagi cowok, di dunia maya. Entah magic apa yang ia keluarkan hingga aku begitu terpaut padanya. Hampir setiap hari aku berkomunikasi dengannya di facebook, bahkan kerap kali aku ingin sekali bertemu dengannya, berjumpa dengannya dan mengobrolkan banyak hal. Namun aku tahu, itu hanya angan belaka-ku saja.
Tak terasa, pertemanan kami sudah berjalan beberapa bulan, dan aku hampir tak pernah melewatkan sedikit pun waktu yang ku punya untuk sekedar berbincang dengannya. Aku pun sempat mengukir harap yang tinggi, bahwa kelak persahabatan ini akan tetap dapat terjalin, hingga kami dewasa nanti, hingga kami benar-benar dapat bertemu secara langsung nanti, begitu pikirku.
Namun ternyata, Ko Juno sudah memiliki keputusan lain. Suatu ketika, aku iseng membuka facebook dan langsung saja asyik berkomentar ria dengan Ko Juno. Tiba-tiba saja ia mengetik, “Sepertinya ini terakhir kalinya aku bisa bercerita di sini. Aku akan vakum dulu untuk sementara.”
Aku shock. Aku sempat terdiam beberapa menit sebelum mengetik, “Koko akan vakum? Kenapa, Ko?”
Lama ia tak menyahut. Aku pun mengetik lagi, “Apa koko mau fokus sekolah dan main piano?”
Balasannya pun muncul tak lama kemudian. “Ada alasan lain yang tak bisa ku katakan di sini. Maaf ya... aku benar-benar harus vakum dulu.. L
Aku terdiam. Beraat sekali rasanya harus kehilangan seorang teman yang sudah begitu berarti untukku, yang selalu jadi temanku bercerita dan berceloteh di facebook selama ini. Ko Juno, orang yang sudah cukup banyak menginspirasiku dan menjadi teman dunia maya-ku yang amat ku sayangi dan ku hormati.
Ternyata, beginilah akhir kisah persahabatan kami. Segalanya berakhir saat Ko Juno benar-benar vakum dan men-deactivate akun facebook-nya. Aku pun hanya bisa duduk terdiam di atas kursi, menatap kosong layar komputer rumah. Menanti sosok Ko Juno untuk kembali lagi, menemani dan mengisi hari-hariku lagi dengan celotehannya.

Novel Close to You by Clara Canceriana


Judul : Close to You

Penulis: Clara Canceriana

Genre : Romance
Kategori: Fiksi, novel lokal
ISBN: 978-602-7742-01-7
Tebal :  264 halaman
Harga : Rp.42.500
Terbit: Oktober 2012
Sinopsis
“Menurutmu, aku seperti apa?”
“Kau? Tentu saja perempuan manis yang lembut.”

Tidak seperti kata Alex, Hara sama sekali tidak manis maupun lembut. Saat Hara merasa mulai menyukai teman di dunia mayanya itu, Shin Kang, mantan pacarnya yang menyebalkan, kembali memberikan perhatian
padanya.
Tapi bukan itu masalah terbesarnya. Bayu, mahasiswa pengecut asal Indonesia yang menjadi orang yang harus
dia bimbing, diam-diam ikut mencuri perhatiannya.
Hara pernah berjanji untuk tidak pergi ke N Seoul Tower sebelum menemukan orang yang disukainya. Pada akhirnya, siapa yang harus diajaknya pergi ke N Seoul Tower?
“Kau… pernah jatuh cinta pada dua orang sekaligus?”

Jumat, 02 November 2012

Journal 78 : Mortui Vivos Docent [FF] (BAHASA)

Assalammu'alaikum wr., wb.
Hello-ha~ Jumpa lagi dengan gue setelah satu hari lamanya *lebay*
Hari ini gue mau post project #NovemberNgeblog gue dengan tema FF tentang Docent! Cekidot~ :3
-----------------------------------------------------

"Eh, tahu nggak? Dosen gue hari ini nyebelin loh,"
"Iya, dosen gue juga. Ngebetein banget deh."
Ara dari tadi hanya senyam-senyum sendiri mendengarkan celotehan kedua temannya yang beda jurusan itu sambil asyik membaca modul.
"Eh, lo gimana Ra? Dosen tempat lo enak-enak?"
Ara hanya tersenyum. "Lo mau tahu dosen gue? Besok datang ke tempat gue ya.."
Esoknya.
"Ra! Mana dosen yang lo bilang itu?" tanya kedua teman Ara. "Ayo ikut gue sini,"
Ara pun mengajak kedua temannya ke sebuah ruangan gelap, penuh dengan bau menyengat.
"Inilah docent gue, our mortui vivos docent." suara Ara disambut dengan sosok cadaver yang tengah terbujur kaku, menyambut sosok kedua teman Ara yang langsung terbisu.

----------------------------------------------------
catatan :  
*Mortui Vivos Docent : yang mati mengajari yang hidup
*cadaver : tubuh manusia yang sudah meninggal yang diawetkan dan dijadikan bahan untuk belajar anatomi di laboratorium (mayat, red)

Well, itu tadi sekilas FF (Flash Fiction) dari gue, selamat menikmati! Semoga nggak mengecewakan deh hehe :3
Wassalammu'alaikum wr., wb.

Kamis, 01 November 2012

Journal 77 : Suatu Sore di Layo yang #OoohMaan! (BAHASA)

Assalammu'alaikum wr., wb.
Annyeong~~ Goodnight, everyone! Akhirnya, gue balik lagi! \(^o^)/ *kecup visitor*
Udah kangen kah dengan gue? *ditabok*

Jadi, ceritanya ini post bukan dengan sengaja ingin saya post, tapi muncul di antara nuansa desak-desakan dalam bus sepulang gue dari Indralaya sore tadi. Nah! Kebetulan juga, ada project #NovemberNgeblog bareng @bloggerUnsri dan @NBCUnsri yang temanya #Macet! So, kebetulan banget nih buat gue untuk nge-post ini cerita yang tiba-tiba terlintas di tengah perjalanan tadi.

Well, hari ini gue dan temen-temen sejurusan ada kegiatan praktikum, so mau nggak mau kita kudu and musti ke Indralaya (baca: LAYO). Btw, udah pada tahu belom sih gue ini kuliah di mana? Hmm.. cek aja di post sebelum ini yah! hoho :3

Back to laptop, eh, topic maksudnya.. Jadi, kami ini praktikumnya siang, sekitaran jam 1-an lah.. Karena itu kami berpikir untuk perginya agak siangan, sekitar jam 9/10-an, biar sampai sana bisa istirahat dan nyantai-nyantai dulu. Pas sampai di Bukit, nggak tahunya... itu antrian udah kayak antrian sembako aja! *lebay* TM-nya (Trans Musi, red) yang dateng cuma 1, dan antriannya.. duh, bejibun! Macet atuh kang.. -_- Well, jadinya gue dan beberapa temen deket gue pun sempat memutuskan buat naik BiKun (Bis Kuning) aja, dan kebetulan waktu itu ada satu BiKun yang baru lewat. Setelah rapat bentar, akhirnya kami pun memutuskan untuk caw ke halte BiKun.

Eehh.. sesampainya di sana, mamang BiKunnya pada maksa kita buat naik itu bis putih yang udah siap berangkat! Jelas aja kami nggak mau. Kenapa? Karena kuotanya cuma tinggal 4, sedangkan kami ini bertujah! Eh, bertujuh! Alhasil, kami pun nggak mau naik ke bis itu, dan eeh.. mamangnya ngambek! -_- jiaah.. marah-marah, pake bohong segala, bilang kalo itu bis buat disewa ke jakabaring, juga! Hmm.. Bingung dah harus percaya atau nggak.

Sekian lama kami menunggu~ *sing* sudah lama di-PHP-in BiKun, akhirnya kami yang galau ini pun memutuskan untuk kembali menekuni Halte TM. Sesampainya di sana, bukannya menemui keademan TM, kami malah harus menelan obat pahit lagi untuk kedua kalinya, karena (lagi-lagi) kami harus menunggu dan terus menunggu. (kayak lagu aja, Ku menunggu.. Ku menunggu kau untuk.. *abaikan*)

Bermodal tekad dan semangat untuk praktikum, kami pun akhirnya sabar menanti kedatangan TM yang (gosipnya) bakalan jadi TM Kloter terakhir. Lirik-lirik jam tangan, ternyata sudah jam setengah sebelas! Ooohmaaan..! (wawan mode on) Rasa was-was pun mulai menanti. "Ini TM-nya ada atau nggak, ntar di sana macet atau nggak, kami nanti telat atau nggak, sampainya jam berapa.." pokoknya berbagai pikiran pun berkecamuk dah dalam otak!

Jeng jeng jeeng!! Alhamdulillah teman sejawat! Akhirnya, TM yang dinantikan pun datang juga! Dan supernya lagi, itu TM baru yang tempat duduknya mengahadap depan, bukan menyamping! SUPEER SEKALI! (MT mode on) xD haha Alhasil, semangat kami yang sempat luntur pun meluap kembali tatkala berjumpa dengan TM baru ini. SEETT.. pintu terbuka, dan.. ciaaat! kami pun masuk dengan mulusss... aah.. akhirnya bisa duduk juga! x3

Well, apa kita skip aja perjalanan selama di TM? Soalnya gue dan temen-temen pada tidur semua, sih! Biasaaa... belajar sampai malem soalnya~ *kalem* Nah, langsung aja sesampainya kami di Layo. Ternyata oh ternyata, praktikum kelompok sebelum kami itu pun belum dimulai, teman! Jadi kan gini, kami itu dibagi 4 gelombang praktek, ada B1-B2, ada juga L1-L2. Nah, yang sebelum kami itu anak B2, dan harusnya mereka udah mau masuk bentar lagi, yaitu jam 12-an (sesuai jadwal), namun oh ternyataa.. anak L1 (yang sebelum B2) ini belum keluar teman! Yah, terpaksa menunggu sedikit lebih lama lagi~

Sembari menunggu, akhirnya kami pun mengisi perut kami yang sudah keroncongan sejak tadi. Eits, sempat curi dengar dulu nih soal-soal pre-test yang keluar apa, hohoho *calak*
Hmm.. laper, otak mumet, memang enaknya makan nasi plus lauk yang mengenyangkan. Masalahnya, di mana yang ada warung makan kayak gitu? Eits, ternyata ada loh, di belakang musholla FK, di deket gedung belajarnya anak teknik! Uhuuyy.. cabuut~

Makanannya banyak, cuy! Lumayan komplit, juga! Ada sayur sop, ayam opor, ayam goreng tepung, perkedel, telor sambel, sambel ijo, sambel macang, dll. Pokoknya, puas deh makan di situ! Tentunya, dengan harga anak kuliahan dong, pastinya :3 bayangin deh, gue makan nasi+sop+ayam opor aja cuma Rp8.000,-! Superr!! (biasanya makan nasi+lauk itu 10rb lebih -_-)

Selesai makan, ceritanya kita mau sholat, nih! Etapii... musholla FK keliatannya agak kotor ya, dan airnya juga cuma sedikit.. Hmm.. mata pun sempat melirik ke musholla teknik, oke deeehh.. hijrah ke musholla tetangga dulu dah kalo gitu! Alhasil, kami (Gue, Dwi, Desi) pun sholat di musholla teknik.

Pas balik ke labor, ternyata anak B2 baru aja masuk, dan artinya kami masih harus menunggu SEDIKIT lebih lama lagi. Yaah.. kira-kira 1 jam lebih, lah.. Sambil menunggu yang tak pasti ini, akhirnya kami pun berdiskusi tentang pre-test dan kadang-kadang diselipin foto-foto juga *uhuk!* maklum, anak eksis, brooh! :p haha

Tetoot! Katanya, anak B1 masuk ke lab! Huaah.. pada kocar-kacir pake jas lab, deh! Dag dig dug duerr dah, mau pre-test dulu sih soalnya~ :$ Untungnya, semalem udah belajar dikit sih, jadi udah ada bayangan laah.. materi-materinya hehe..
Sehabis pre-test, kami pun langsung caw masuk ke lab. Ugh! Lab-nya penuh bau berbagai macam zat kimia, teman! Ada bau alkohol, bau gosong, bau pesing, campur aduk dah jadi satu! Wajar sih, soalnya materi praktikumnya tentang "Analisa Senyawa Organik dan Senyawa Obat", sih. Jadi so pasti lah ada berbagai macam bau zat di dalam situ~

Sepertinya udah agak kepanjangan, skip aja deh ya langsung ke bagian pas pulangnya.
Nah! Pas pulangnya ini nih yang Oohmaan full abiss! Jadi gini, kami keluar lab itu udah jam setengah 4-an, dan ternyata oh ternyataa, BiKun PLUS TM udah habis. Jleb. Seketika hening. Lalu mendadak rame. Wuaah.. kita balik naik apa, nih? Kami pun segera menuju depan auditorium, dan ternyata.. memang sudah sepi. Huah, udah hopeless nih, ceritanya :'(
Eeh.. muncul satu bis berjudul, "Angkutan Khusus". Karena nggak ada pilihan lain, akhirnya kami pun naik ke bis itu, dan dengan sukarela berdiri selama 1 jam perjalanan! #Oohmaan! Enaknya itu si Sae, dia naik duluan dan dapet tempat duduk, alhasil dari bersembilan, cuma kami berdelapan yang berdiri. Si Sae mah, keenakan duduk. Nggak korsa dia. -_-

1 jam di perjalanan, ternyata belum cukup membuat kami menderita. Sesampainya di Palembang, ternyata kami harus menjumpai satu hal : HUJAN! Yap, hujan. Kami kehujanan, teman! Dan oohmaan nya lagi, bisnya bocor! *ketawamiris* Bisa dipastikan, semua orang yang tadinya pada duduk pun segera berdiri dadakan. Dan ternyata, makin lama itu hujan makin deras. Subhanallah...

Gawatnya lagi, itu bis berhentinya di Kertapati, dan itu masih SANGAT JAUH untuk ke Bukit, tujuan utama kami. Tapi, karena itu halte terakhir, mau nggak mau kami harus turun, deh!
Ganti sendal jepit, aku pun meluncur turun dari bis. Ada untungnya juga ternyata praktikum disuruh bawa sendal jepit, ya~ Nah, ada bis lain, teman! Dia mau ke mana? Katanya sih lewat ampera, tempat kami mau transit naik angkot Bukit nanti. Ya udah, deh, naik aja!
Eehh lucunya, si Desi sama Pudte pas mau naik ke bis itu, sendalnya hanyut, teman! Kan itu hujan deres banget, jadinya jalanan banjir, dan itu sendal mereka ketarik oleh arus, alhasil.. selamat tinggal, sendal jepitku! :') haha pukpuk deh buat Desi sama Pudte :3
FYI, kami bertujuh itu ada gue, Helen, Sae, Tinud, Pudte, Dwi, dan Desi, nah pas pulangnya ditambah Nova dan Indar, jadi kami bersembilan, hehe.. Nah, yang ikut naik bis itu cuma gue, Sae, Tinud, Pudte, sama Desi, yang kebetulan arahnya sama-sama menuju ke Bukit dan sekitarnya. Sisanya pada nunggu TM tuh, di halte tadi. Oke deeh, cabuutt!

Ckckck, sepertinya hari ini benar-benar hari yang full! Pas sampai di ampera, kami pun turun dari bis itu, dan mulai sibuk mencari angkot Bukit. Dan sialnya, kami sempat kena hujan, cuy! dan basah, tentunya.. -_- untung ada angkot Bukit yang lagi lewat, langsung deh kami cegat, hohoho..

Nah.. mulai di angkot, kami mulai merasa sedikit tenang dan bisa menarik napas lega. Kami pun sudah mulai ketawa-ketiwi berhaha-hihi mengingat kejadian 'sendal hanyut' tadi. What a fun moment! xD

Naah.. pas mau sampai di deket kosan gue, hujannya udah agak redaan, nih! Siplaah.. berarti gue bisa jalan bentar buat beli bakso, nih! Dingin-dingin gini, kelaperan gini.. emang paling sip itu makan bakso, ya! *air liur kembali menetes*
Akhirnya, menginjakkan kaki di kosan lagi.. Alhamdulillah, sampai juga dengan selamat di kosan.. Untung ada si Sae, kalau nggak, kami bertiga (gue, Desi, Pudte) nyasar di Kertapati tadi! hahaha xD
Jadi, berakhirlah sudah suatu sore di Layo-Palembang yang cukup berkesan bagi kami bertujuh, eh, bersembilan. Berpegal-ria di dalam bis Layo-Palembang, berhujan-hujan ria turun di Kertapati, plus berbasah-basah asyik di ampera! What a fun and #oohmaan day! :3

Satu hal yang gue syukuri, selama perjalanan pulang tadi, walaupun kami berdiri sepanjang jalan, tapi kami nggak kena macet! Puji syukur ke Allah, ternyata Dia masih mengasihani kami dan nggak ngasih macet ke kami! hohoho See you goodbye, deh, #Macet! ^^/
But, walaupun kami nggak kena macet lalin, kami kena macet dalam arti lain nih seharian ini. Macet TM, macet praktikum, macet bis, macet kehujanan hahahah :p

Well, maybe itu tadi sekilas cerita curcol ngalor ngidul dari gue, semoga yang baca bisa menikmati dan enjoy dengan cerita gue! Pantengin terus blog gue, yaa~ *kecup visitor* *ditabok* :3
Terima kasih sudah berkunjung~ Salam Mahasiswa!! \(^o^)/

Wassalammu'alaikum wr., wb.

Palembang, Kosan 1076. 23.00

Kamis, 18 Oktober 2012

Journal 76 : When IKHLAS become BAROKAH (Bahasa)

Assalammu'alaikum Wr., Wb.
Hello, world! Selamat pagi semuanya! \^o^/
Jumpa lagi dengan gue... Ada yang kangen nggak, nih? ;) *dikeplak pengunjung*
Jadi, setelah sekian lama gue hiatus (sejak Juli hingga Oktober!) akhirnya gue muncul lagi di sini untuk berbagi dengan pengunjung semuanya~ ^^

Well, harusnya ini post udah di posting dari sebulan (atau bahkan dua bulan) yang lalu. Jadi, ini post kayak berasa udah basi aja, ya :/
But, noprob, guys! Just read this, and see if this is a good story for you all! ^w^

Sebelumnya, gue mau curcol dulu nih, sekilas kisah hidup gue. So, gue mau tanya nih, di antara para bloggerous di sini ada yang minat nerusin sekolah ke FK nggak? Khususnya, jurusan PDU (Pendidikan Dokter Umum)? Biar jadi dokter, gitu~
Nggak ada? Beneran, nih? Ciyus? Miapah? (mulai kumat) Serius nih, nggak ada yang mau jadi dokter? Bohong itu dosa loooh.. (kok jadi ngomongin dosa, sih?)
Padahal, waktu kecil dulu, pas ditanya, "Putri mau jadi apa?" pasti deh jawabnya, "Mau jadi doktell bu guluu.." Nah loh! Itu beneran ciyus atau cuma asal ceplos doang, nih?

Well, tiap orang pasti punya impiannya sendiri, dan jujur, impian gue waktu kecil adalah kepengen jadi dokter. Gue juga nggak ngerti, kenapa ya waktu itu pengen jadi dokter? Keceplos doang, ikut-ikutan orang, atau gimana juga gue lupa. *hadeehh*

Seiring berjalannya waktu, pas gue kelas 1 SMP, akhirnya gue nyadar kalau gue itu doyannya nulis. Nulis cuy, nulis! Bukannya ngobatin orang, ciyus deh! (kumat lagi) Lantas, gue pun berandai-andai buat jadi novelis. Novelis, buku-bukunya laris di pasaran, kayaknya asyik juga, ya~ Eeehh.. pas gue bilang gitu ke Ibu dan Bapak gue, CIAAT! Spontan mereka menolak! Nah, loh!
Kata beliau, jadi novelis itu nggak pasti! Kerjaannya nggak menentu, gajinya juga tergantung omset penjualan, jadi jangan mau dah jadi novelis! Ciuut... Nyali pun mulai menciut. Lha, terus gue jadi apa, dong? Dokteell...???

Eh, pas gue kelas 3 SMP, tiba-tiba aja gue nyadar kalau gue itu sukaaaa pake banget sama Biologi dah! Nggak tahu juga kenapa, intinya gue suka! Gue suka aja menghapal organ-organ, bagian tubuh, nama-nama hewan, penyakit, kadang suka kagum juga kalau ada penemuan menarik di bidang biologi ataupun kedokteran. Pelajaran favorit gue tuh, waktu itu! And, you know what? Pokok bahasan favorit gue waktu itu adalah... jeng jeng jeengg!! GENETIKA! Yup, genetika! Pelajaran yang menurut sebagian orang amat njelimet dan ngebetein karena ruwet, musti pake persilangan, hibrid, dihibrid, parental, fenotip-genotip, dan lain macamnya. Tapi, buat gue itu asyik! Dan menantang, tentunya! Asyik loh, nyilang-nyilangin sifat individu itu, hohoho...

Terereret.. Masuk ke SMA, kelas 1, gue pun mulai nyoba-nyoba ikut Olimpiade Biologi. Dari yang tadinya 'coba-coba', akhirnya gue pun masuk juga ke taraf 'mencandu'. Gue jadi makin cinta dah ama tuh biologi! Saking cintanya, kelas 2 gue pun nyoba lagi buat ikut itu olim.

2 tahun mencoba, dan tak pernah satu kali pun gue masuk jajaran 10 besar. Hiks, mau menangis pun tak mampu, alhasil gue cuma tersenyum sembari berkata, "mungkin ini belum rezekiku.."
dari situ gue pun nyadar, jangan-jangan gue ini emang nggak pantes buat jadi doktell.. jadinya, gue pun mulai melirik ke jurusan lain..

Yah, ada banyak pilihan sebenarnya, gue sempet lirik ke Teknik Elektro, sama kayak mas gue, tapi gue mikir, "ah, itu 'kan jurusan cowok, terus, ada fisikanya, juga! gue 'kan nggak suka fisika~"
jadi, keputusannya : Teknik Elektro.
Pilihan kedua, ada Teknik Arsitektur. Heeii.. memang gue bisa gambar, apa? "BISA!" kata Ibu. Yah, mom.. tapi gambar yang ku maksud itu gambar bangunan, looh.. emangnya aku pernah nyoba gambar bangunan? Gambar rumah waktu SD aja suka 'mengat-mengot'! Terus, setelah gue pikir-pikir, teknik.. berarti ada fisikanya juga dong, ya? Ogah ah! Jadi : Teknik Arsitektur 
Huaahh.. udah 2 pilihan gue black list , nih! Jadinya, gimana dong?

Telpon ke telpon, bicara dari hati ke hati, akhirnya ortu menyarankan buat ambil Teknik Elektro UI dan FK Unpad di Jalur SNMPTN Undangan. Shock? Banget. Helloo.. itu jurusan 'kan favorit sepanjang masa! Sedangkan gue? Masuk 10 besar 50% Undangan aja nggak! Mimpi banget kali ya??
Tapi yah, namanya mencoba, siapa tahu beruntung, ya udah deh, gue pasrah aja. Cuuss! Gue coblos dah dua jurusan itu.

Dag dig dug, duueeerr!! Pas pengumuman SNMPTN Undangan, nama gue nggak lolos! Cihuuyy~ selamat tinggal, fisika-nya teknik! Gue pun loncat-loncat dalem hati, walaupun di luar gue kayak sedih-sedih gitu! (munafik, ya? .__.)

Nah, kalau di SNMPTN Undangan gue nggak nyesek, maka lain hal lagi di SNMPTN Tulis. Lagi-lagi, hal yang sama harus terjadi. Apa? GUE GAGAL! Wohooo... Mau tahu rasanya? Seneng, sedih, galau, kecewa, kesel, suntuk, mumet, hopeless, semua jadi satu broo!!

Jadi, ceritanya malem itu, gue dapet kabar burung dari twitter (la iyalah, twitter 'kan emang maskotnya burung!) kalau malem itu adalah pengumuman SNMPTN Tulis. Deg! Gue pun ragu, antara mau ngecek ataukah nggak. Nyeseknya pas di undangan kemaren masih ada sedikit sisa, dan gue takut trauma lagi.. Begonya, gue keceplosan ngomong, lagi! Dan, lagi ada ortu gue di situ, di Jakarta, di rumah mbah gue. Alhasil, gue pun dipaksa buat periksa tuh hasilnya.
Tap, tap, tap! Gue naik ke lantai dua, masuk ke kamar gue, dan tutup pintunya. Hening, sepi, sendiri, aku pun membuka laptopku perlahan. Menghidupkannya perlahan, perlahaaaannn sekalii... saking nggak maunya buat lihat itu hasil. Sialnya lagi, itu laptop gue nggak mau diajak koordinasi, susaaah banget buat dihidupin. Kayaknya dia udah minta ganti, deh. Hmm..
Menghabiskan waktu menunggu, gue pun iseng buka twitter dari hp. Jiah, banyak banget temen gue yang lulus! Gue pun tambah dag dig dug seerr.. Tapi, nggak tahu kenapa, nih ya, gue tuh ada feeling nggak bagus banget malam itu! Udah laptopnya godek, modemnya juga lelet, nah loh, kayak banyak banget 'kan cobaannya? Dan biasanya, feeling gue itu suka bener! Haduuuh... jadi hopeless lagi, deh!

Naaahh.. laptop hidup, modem pun sudah terkoneksi! Yok, buka, yok~ gue ketik nama gue, gue masukin nomor ujian gue, dan KLIK! Gue tunggu hasilnya.. Jeng, jeng, jeenggg!! daaan.. yang terpampang di layar laptop adalah, "Maaf, nama Anda Tiara Putri Ramadhani belum lulus di pilihan manapun" (seinget gue gitu deh, tapi tahu juga. intinya gitu, deh!)
Jiaaahh.... langsung merosot dah bahu gue. Langsung lemes. Nggak minat ngapa-ngapain lagi. Akhirnya, gue keluar kamar, terus nemuin ortu gue, dan bilang, "Bu, Pak, aku nggak lulus..." dan langsung caw balik lagi ke kamar.
Di kamar, gue ngapain? If you know me so well, pastinya, gue nangiss doongg! Nangis bombaaay! (halah, lebay!) Secara, gue 'kan cewek, dua kali gagal, pula! Gimana nggak sedih, coba? Gue pun bingung, habis ini mau tes apa lagi, Ya Allah? Gue lihat di twitter, kok banyak temen gue yang lulus, dan kenapa gue bukan salah satunya? Bahkan ada yang kalau menurut gue, dia termasuk biasa-biasa aja, tapi lolos! Apa gue selama ini terlalu kufur ya? Terlalu sombong, ya? Terlalu lupa, ya, sama Yang Di Atas? sama Allah SWT? Apa gue terlalu ngerasa PD, terlalu ngerasa seneng liat nilai TO di NF yang lolos 2 kali? Terlalu bangga sampai cerita-cerita ke temen yang nilai TO-nya dibawah standar jurusannya? Apa gue terlalu sombong, Ya Allah?

Mungkin, malam itu bisa jadi pelajaran yang sangat berarti buat gue, bahwa sebagai manusia, kita nggak boleh terlalu PD, terlalu ngerasa hebat dibanding yang lain, Karena, siapa yang tahu rezeki siapa di balik sesuatu itu? Mungkin Allah telah menyiapkan 'kado' lain buat gue? Atau mungkin, gue memang dialihkan ke jurusan atau bahkan universitas lain.
Malam itu, gue pun curcol sama mas gue tercinta, Firstian Kautsar Adiguno. Gue pun curcol kalau gue nggak lolos SNMPTN Tulis, setelah sebelumnya nggak lolos di undangan. Gue pun bilang, "Mas, kayaknya aku emang ditakdirkan buat masuk ke Telkom deh. Udahan, ah. Pasrah aja deh.."
But, you know what he said that night? Dia bilang, "Put, mungkin rezeki kamu belum di jalan ini, mungkin Allah sudah kasih kamu ke jalan yang lain, yang belum kamu coba. Put, kalau kamu mau sukses, nggak cuma berhenti sampai di sini, coba lagi jalan yang lain. Apa kamu pikir, waktu mas nyari kerja dulu itu gampang? Sama kayak kamu, pontang-panting sana sini, nggak lolos sana sini, tapi mas tetep coba dan coba, dan alhamdulillah ada hasilnya. Buktinya mas sekarang udah bisa kerja, 'kan? Kamu itu udah dewasa, berpikirlah secara matang, berpikirlah ke depan, untuk masa depanmu, jangan cuma sampai di sini aja. Kalau kamu memang pengen jadi dokter, buktikan! Cari dan coba segala cara! Kalau itu memang rezekimu, insya Allah, Allah akan ngasih ke kamu lewat cara apapun itu!"

Well, gue terdiam cukup lama, masih sedikit sesenggukan. Gue kecewa, guys, kecewa.. Kenapa gue bisa gagal dua kali? Apa selama ini gue main-main terus, nggak serius menjalani bimbel, hura-hura dan foya-foya terus, apa itu salah gue selama ini? Maka kalau iya, aku akan ubah semua itu dan jadi serius!

Untuk pertama kalinya, gue belajar banyak hal di malam itu. Tentang kegagalan, tentang penyesalan, tentang introspeksi diri, tentang belajar bagaimana menerima semua cobaan dalam hidup ini secara ikhlas. Gue coba untuk ikhlas dalam menjalani itu semua, karena mungkin, itu adalah bagian dan percikan dalam sedikit kisah hidup gue.

Gagal dua kali, usaha tak berhenti sampai di sini. Gue disaranin sama ortu buat ikut USM Unsri. Hm... tadinya gue mikir dua kali. Why?
1. Tesnya itu kalau gue nggak lupa (udah lama, bro!) tanggal 17 Juli. Mepet banget dengan jadwal gue sepulang gue dari Jakarta habis tes SIMAK UI (FYI, gue tanggal 8 Juli juga ikut tes SIMAK UI)
2. Tanggal 16 Juli-nya itu bro, gue harus DAFTAR ULANG di IT Telkom. well, buat jaga-jaga aja kalau misalnya nanti gue nggak lolos di mana pun. Daripada malu dan bingung karena nggak keterima di mana-mana, ya nggak?
3. Gue bingung, kapan waktu gue belajar? Apa gue life skill aja, ya? Nebak-nebak aja, gitu. .__.
Yah, meski banyak pertimbangan, akhirnya gue dan ortu tetap memutuskan, gue ikut tes USM Unsri!

Perjalanan pun dimulai, mulai dari gue ke Palembang, naik pesawat ke Jakarta, terus naik travel ke Bandung, daftar ulang Telkom, balik lagi ke Palembang, dan tes USM. And FYI, gue lakuin itu semua cuma BERDUA dengan bapak gue! berdua, cuy, berdua! yah, meskipun pas di Bandung ada oom sama mbah gue sih yang ikut nemenin, huhu. Dan tahu nggak, bapak gue nemenin gue lakuin semua hal itu dalam kondisi beliau yang sedang sakit. Sakit apa? Kalian nggak perlu tahu, karena kalau kalian tahu, pasti jadinya shock atau jadi miris, deh. *sigh*
Dan, dari situ gue makin mencintai dan menyayangi bapak gue. Beliau, meski nggak sedekat ibu kalau komunikasi ke anak-anaknya, udah berhasil bikin gue nempatin beliau di hati gue yang paling dalam. Dari gue kecil, bapak gue itu udah top father dah! Bayangin, beliaulah yang selalu siap sedia nyiapin gue sarapan tiap pagi, karena ibu gue jam segitu masih istirahat, akibat kecapekan kemarin harinya buat masak, dll. Satu yang gue ingat, pas gue SMP, tiap pagi gue selalu bangun, dan pas liat bapak gue, gue selalu bilang, "Be, (gue panggil bapak dengan sebutan "Babe") sarapan sama apa?" dan kadang, saking hapalnya bapak gue sama kebiasaan gue satu itu, bahkan sebelum gue nanya, beliau udah bilang gitu. Hihi, lucu aja sih kalau diingat-ingat :')
satu hal lagi, beliaulah yang selalu nganterin aku tiap pagi kalau cuaca buruk alias hujan. Pake mobil, dalam kondisi beliau belum mandi, beliau rela nganterin aku tiap pagi ke sekolah. Terus, pas hari Minggu, kami suka jogging berdua di lapangan, pulangnya beli bubur ayam, atau ke pasar bareng. Oh iya, asal kalian tahu ya, bapak gue itu SUPER DAD, loh! Why? Karena beliaulah yang setiap hari selalu ke pasar dan hapal setiap bumbu-bumbu dapur dan bahan-bahan buat masak! Di dunia ini, jaman sekarang, jarang banget loh, nemuin bapak kayak gitu! Salute, dah, pokoknya!
Intinya, beliau tuh udah banyak andil dalam hidup gue, yang kadang nggak bisa tergantikan oleh sosok ibu, yang meskipun ibu juga tetap yang utama di hati. Sosok seorang bapak itu tak tergantikan, begitu pula ibu, karena mereka masing-masing punya peran yang berbeda :)

Lanjut ke USM tadi. Nah, itu 'kan pengumumannya.. errr.. tanggal berapa, ya? Gue lupa, pastinya, pas mau dekat-dekat ke bulan puasa, deh! Nah, 'kan ceritanya gue udah pasrah nih, sama tuh hasilnya. Apalagi, pas gue ngerjain itu soal, kondisi gue nggak banget, deh! Bayangin aja, gue ngerjain itu soal dalam kondisi puyeng melanda kepala dan 'sraat srrooott' di hidung gue. Yup! Gue lagi flu, sobat! Bisa rasain nggak, sih, ngerjain soal mumet gitu dalam keadaan yang juga mumet otak dan badan? Aigoo~ -__-
Dan gue pun nggak inget lagi, yang gue isi waktu itu apaan, yah? hahaha bisa aja gue salah ngebuletin xD (contoh orang sarap)

Nah, karena gue udah ikhlas dan pasrah, jadi gue juga udah males liat tuh hasil. Udahlah, terima aja tuh Telkom, gitu batin gue. Bahkan, gue pun nggak tahu kalau pengumannya dimajuin! hiahaha demi apa sih, gue ini, telat jarkom bangeett??? ckckck
jadi, ceritanya pagi-pagi nih, habis sahur kalau nggak salah, lagi nunggu adzan subuh, tiba-tiba aja mas gue, yang lagi nun jauh di Cilegon sana, nelpon ibu gue. Ibu gue pun spontan masuk ke kamar mandi, gue pun heran. kenape lagi nelpon kok pake masuk ke kamar mandi? eh, nggak tahunya beliau sakit perut, halaah.. -__-
nah, ceritanya gue juga ikut-ikutan masuk kamar mandi nih, tapi bukan yang di kamar ibu, yang deket kamarku, buat gosok gigi plus kumur-kumur. Di dalem kamar mandi, gue ngedenger bisik-bisik tetangga (?) yang aneh. Gue pun keluar, dan pas keluar wajah ibu kayak campur aduk gitu, antara seneng sama bingung. Pas gue liat wajah bapak gue, beliau dengan wajah penuh sumringahnya, mengelus kepalaku dan bilang, "ternyata anak bapak ini pinter juga..."
gue pun bingung. hei, ada apa ini? gue pun tanya ke ibu, dan beliau bilang, "Barusan mas cek hasil tes USM kamu, dan.. lulusss!!"
Bisa ditebak, reaksi gue pertama kali pastinya adalah bengong sebengong-bengongnya. Diem, nggak bisa mikir. "Hah? Lulus? Di kedokteran?"
"Iya, lah! 'kan kamu pilihnya cuma satu itu aja!"
Subhanallah... Allahu Akbar.. Alhamdulillah Ya Allah... rasanya tuh ya, kayak kemarau setahun, disiram hujan sehari! Penantian aku selama sebulan ini, dengan kejadian gagal sudah dua kali, dibayarkan dengan kabar gembira itu. Ku lihat wajah bapak dan ibu ku, mereka kelihatan bahagia bangeett...
Tapi, gue inget, 'kan gue udah daftar ulang di Telkom, jadi gimana, dong?
Pas gue tanya, bapak malah bilang, "Put, sekarang, pilih mana yang terbaik buat kamu, yang paling kamu inginkan. Kalau masalah uang, insya Allah bapak sanggup, Put. selama kamunya mau serius belajar, mau jadi dokter. Kalau masalah uang yang di Telkom kemarin, biarlah itu jadi rezeki mereka. Mungkin, memang sudah jalan dari Allah kalau uang itu masuk ke sana, karena bapak tahu, nggak semua rezeki yang kita punya itu milik kita, pasti ada rezeki orang lain juga. dan mungkin, sebagian uang itu adalah rezeki mereka, Put..."
Subhanallah.. Aku terharuuu bangeett denger kalimat bapak tadi. Aku nggak mau kecewain beliau, ibu juga seneng, adek gue apalagi. katanya, "yeii.. mbak jadi dokteell. cieee.."
Sepupu-sepupu gue, mbah gue, bulik-paklik, pakde-bukde, semuanya mendukung, terus, masa' gue mau kecewain mereka semua, sih?
Akhinrya gue termenung sendiri di kamar, sehabis tadarus pagi, gue pun berpikir. kalau gue relain Telkom melayang, oke, uang pergi, tapi memangnya 'kepergian'nya sebesar kalau aku melepas FK? temen-temen pun bilang, "Sayang loh put, diterima aja!" "Iya, Tep! Ambil aja, sayang loh, banyak yang pengen jurusan itu!" "Iya, idaman banyak orang, tuh!"
Gue terdiam. Katanya, sesuatu yang kita dapet itu rezeki, lalu, kalau rezekinya ada dua gini, gimana, ya?
"Put, kamu diterima di Telkom itu suatu rezeki, tapi, kamu diterima di FK ini juga rezeki kamu, lho..." terngiang lagi kata-kata bapak pagi itu. Duuh.. yang mana yang harus ku pilih, Ya Rabb??

Wallahualam, setelah cukup lama aku termenung, curhat sana sini, tanya sana sini, akhirnya, pagi menjelang siang, sekitar pukul 11 a.m., aku pun memutuskan untuk mengambil rezekiku yang kedua.. ya, di FK Unsri, jurusan PDU.

Dan well, di sinilah sekarang aku, terjebak di tengah-tengah komunitas Auris, komunitas para calon dokter dengan seribu impian, yang impiannya nggak cuma jadi dokter, ada yang juga ingin jadi pebisnis, pemimpin, enterpreneur, direktur RS, bahkan gue, pengen jadi dokter yang menyambi sebagai novelis. Hmm.. cita-cita pas SMP masih kebawa juga ya, ternyata? hohoho ^w^

Hmm... intinya, dari cerita gue yang panjang dan ngalor-ngidul ini, gue mau kasih tahu, bahwa sesulit apapun hidup kita, kalau kita ikhlas menjalaninya, ikhlas menerima segala cobaan, dan ikhlas menempuh semua rintangan, maka yakinlah, akan ada suatu hikmah yang barokah di akhir nanti. kayak kata kak Mores a.k.a. kak M. Rizki (@momoress) di salah satu post tweetnya , "Innama alhayaatu jihadun wa kifah : sesungguhnya hidup adalah tentang perjuangan dan pengorbanan." :)

Semangat untuk kita semua, semoga selalu dilimpahkan rahmat dan rizki-Nya dalam setiap gulir kehidupan kita di dunia, aamiiinn...! o:)
Hidup Mahasiswa!!! \(^o^)/ Salaaaamm~

Wassalammu'alaikum Wr., Wb.
Palembang, Kosan 1076, Demang. 11.10 a.m.

Journal 75 : Perfect


Perfect
Oleh : Tiara Putri Ramadhani

Pertemuan kita baru sehari, tapi kau sudah menemaniku selama 3 bulan. Sikapmu yang kadang menggalaukan hati, tapi juga kerap membingungkan.
Hari ini ultahku, tapi sepertinya kamu lupa. Ku colek bahumu, “Hei, ingat ini hari apa?”
Dan kau menyahut, “Ya, ini hari Jumat.”, sambil tetap matamu tertuju pada TV. Aku beralih, pada setumpukan buku-buku, menghilangkan amarah yang kerap timbul.
Lalu bel berdering. Kau pun bangkit lebih dulu dan langsung melesat. Aku curiga, dan ku ikuti kau dari belakang. Sebuket mawar merah menyapa wajahku, diiringi senyum di wajahmu yang berkata, “Selamat ulang tahun, Sayang.”
Saat itulah, aku tahu kau yang sempurna untukku.