Bersamamu
Oleh: tiaramadhani
Sepulang sekolah, kantin depan ruang laboratorium kimia di SMP N 5 Tangerang. Saat itu aku kelas 2 SMP, setelah puas bermain basket dengan teman-teman cowokku, aku pun pergi ke kantin untuk mencari minum karena kehausan. Di kantin, hanya ada beberapa orang murid yang masih berkeliaran di sekolah. Sisanya sudah banyak yang pulang duluan. Aku mencari jajaran Mbok Yum, mbok kantin favoritku dan yang menjadi langgananku sejak kelas satu dulu.
Saat akan memesan...
"Mbok, pesan es campur pakai es batu yang banyak ya!" seru dua suara hampir bersamaan.
Aku menoleh dan mendapati sudah ada sesosok gadis manis yang aura cantiknya sangat kentara. Dia ikut menoleh dan tersenyum kepadaku.
"Hai, pesanan kita sama, ya." ujarnya.
Aku terpana. Suara yang sangat merdu. "Ah, iya.." sahutku.
Kami pun menunggu pesanan dalam diam. Hingga pesanan kami datang, dia baru buka suara.
"Hei, makan sama-sama yuk. Mau, nggak?" ajaknya.
"Bo..leh.." sahutku kikuk. Tak terbiasa mengobrol akrab dengan teman cewek.
"Oh iya, namaku Kayla. Kayla Anindhita. Kalau kamu siapa?" dia mengenalkan diri.
"Hm.. namaku Keyra. Arsita Rizkeyra, salam kenal." balasku dan kami pun berjabat tangan.
"Ayo, kita makan!" ajaknya dan kami pun memulai makan es campur kami diselingi cerita-cerita ringan.
Aku kembali ke alam sadar setelah cukup lama melamun. Itu adalah pertama kalinya kami saling mengenal. Perkenalan yang cukup lucu, di sebuah kantin saat sepulang sekolah. Kayla yang cantik dan ramah..
Aku pun menitikkan air mata ketika mengenangnya. Kayla yang dulu selalu tersenyum bersamaku, kini harus pergi ke alam sana dan tak akan pernah kembali.
Ingatanku pun kembali melayang ke masa kelas 3 SMP..
Memasuki tahun ajaran baru, aku merasa sangat malas. Semua temanku berada di kelas yang berbeda denganku. Hanya aku sendiri yang terpisah. Terdampar di sebuah kelas khusus anak-anak yang memiliki bakat spesial. Special-A.
Aku duduk merengut di pojok kelas.
"Hei, Keyra! Kenapa kamu merengut seperti itu?" ejek salah seorang temanku yang datang bermain ke kelasku.
"Habisnya, aku bete karena kalian semua berbeda kelas denganku. Kenapa aku sendiri yang masuk ke kelas ini?" ujarku kesal.
"Hei, kamu ini punya bakat spesial lho, Key! Kami saja iri padamu!" hibur temanku.
Aku hanya tersenyum masam.
Saat satu persatu teman sekelasku mulai berdatangan, aku merasa sangat kesepian. Hanya aku yang berbeda. Aku hanya seorang diri. Hingga...
"Hei, kamu Keyra, bukan?" sapa sebuah suara ramah yang lembut.
Aku menoleh dan terpana. Kayla berdiri manis di sampingku.
"Kayla... kamu kok..." sahutku terbata-bata. Sangat tak menyangka bahwa akan bertemu Keyra di sini.
"Iya, aku masuk ke kelas ini." ujarnya manis.
Wajahku langsung berubah sumringah. "Kayla! Untung aku ketemu kamu! Aku takut sendirian tadi. Karena hanya aku yang sendirian dari kelasku yang dahulu.." ucapku hampir menangis.
Kayla tertawa. "Keyra.. Keyra.. kamu nggak sendirian kok. Banyak teman kamu, nih!" sahut Keyra sambil menunjuk semua teman sekelasku yang ternyata sedang melihat ke arah kami. Sontak saja aku merasa malu.
"Kay.. kita dilihatin sama teman sekelas..." bisikku malu.
Kayla tertawa. Tawa yang manis sekali. "Nggak apa, mereka 'kan teman kita juga?"
Sejak itu, aku pun mendapat banyak teman di kelas itu. Ternyata mereka semua menyenangkan. Tak seburuk yang aku bayangkan. Semua berkat seorang Kayla.
Hari-hari pun berlalu. Segala yang terjadi terasa indah jika bersama dengan Kayla, sahabatku. Namun, kami tak menyadari masalah yang tetap akan menghampiri kami.
Untuk pertama kalinya, di kelas 3 SMP, aku punya seseorang yang aku sukai. Dia adalah Reydi Finza, atau yang biasa dipanggil Rey. Dia adalah teman sekelasku yang pintar dan punya kemampuan spesial, yaitu bermain musik. Dia sangat pintar bermain drum. Aku mengaguminya sejak pertama kali melihatnya bermain musik saat acara sekolah sebulan yang lalu.
"Key! Lihat, ada Rey tuh!" bisik Kayla saat melihat Rey ada di dekat kami.
"Mana, mana?" tanyaku sambil melirikkan mata ke sana ke mari. Hingga akhirnya..
"Hei!" seru suara seorang cowok.
GLEK. Aku mendongak kaget. REY!
"Re.. Rey.." ucapku terbata-bata. Sangat tak menyangka situasi ini akan terjadi.
"Ada apa? Sepertinya kamu sedang mencari sesuatu?" tanya Rey.
Aku gelagapan. Bagaimana ini? Rey akan tahu kalau aku suka dia!
Kayla berdeham pelan. "Dia tadi sedang mencari kamu tuh, Rey. Sepertinya dia suka sama kamu.." ujar Kayla kalem.
Aku langsung melototkan mataku pada Kayla. Maksud dia ini apa, sih?
"Kayla!" seruku kesal. Kayla hanya memeletkan lidah.
Rey membelalakkan mata tak percaya. "Oh ya? Benarkah?"
Aduh! Mati aku! Rey jadi tahu, 'kan? Gara-gara Kayla, nih!
"Mm..." sahutku sambil menunduk. Tak tahu harus bicara apa.
"Wah, kalau begitu sama dong! Aku juga sepertinya suka sama Keyra." ujar Rey sambil tersenyum ke arahku.
Wajahku memerah. Kayla tertawa terbahak-bahak.
"A...pa..?" sahutku sambil terbengong-bengong.
"Benar, kok." balas Rey. Masih tetap tersenyum.
Aku hanya bisa berteriak pelan sambil menahan air mata. Akhirnya....
Sejak saat itu, aku dan Rey resmi pacaran. Hari-hari terasa sangat indah.
Kali ini giliran Kayla yang merasakan cinta. Dia menyukai teman lesnya, Novandhi Aprian, yang biasa dipanggil Rian.
Kayla menyukai Rian semenjak mereka satu kelompok tugas di les dan sering main ke rumahnya. Mereka jadi dekat dan sering mengobrol.
Sama seperti Kayla kemarin, aku pun ingin membantu cintanya. Maka aku pun menanyakan pada Rian tentang perasaannya pada Kayla.
"Hei, kamu Rian 'kan?" sapaku saat melihat Rian baru saja keluar dari rumah Kayla.
"Ya. Ada apa?" sahutnya. Gila, memang cakep nih, dia.
"Boleh tanya sesuatu, nggak?" tanyaku dan Rian mengangguk. "Mm.. kamu... bagaimana perasaanmu pada Kayla?"
Dia memiringkan kepala. "Kayla? Kenapa? Dia anak yang baik, pintar, ramah, manis. Lalu kenapa?"
"Bukan, bukan yang seperti itu. Perasaan yang lain. Seperti... cinta.." kataku dan berhenti.
Rian terdiam. "Cinta...? Sepertinya... aku belum memikirkan ke arah sana. Jadi, mungkin tak ada perasaan seperti itu. Aku hanya menganggapnya sebagai teman baik." ucap Rian. Saat itu aku baru saja menyadari ada seseorang yang mendengar percakapan kami.
"Kayla!" seruku saat tahu siapa orang itu.
Kayla yang terpergok menatapku kaget. Juga sedih, dan kecewa.
"Key..." sapanya berusaha tersenyum.
"Kay, maaf... aku nggak bermaksud..." kataku terputus-putus.
"Nggak, nggak apa kok. Aku nggak apa-apa. Aku masuk dulu ya," sahut Kayla dan segera masuk ke dalam rumahnya.
Aku menyesal sudah melakukan hal ini. Aku sudah membuat sahabatku terluka. Apa yang sebaiknya kulakukan sekarang?
(to be continued..)
0 komentar:
Posting Komentar