BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 02 Januari 2011

Journal 39 : Cerpen made by ME as tiaramadhani part 4 :)


Bersamamu
Oleh: tiaramadhani
Hingga sekarang, barulah aku mengerti akan maksud dari perkataan Kayla saat itu. Dia ingin mengatakan, bahwa umurnya tak lama lagi, dan hanya Tuhan yang tahu kapan umurnya akan habis. Kapan Dia akan mengambil nyawanya.
Kay, kenapa kau tak mau menceritakan apa yang telah kau alami selama ini, Kay? Kau anggap apa aku selama ini jika kau tak mau menceritakan segalanya kepadaku? Aku sahabatmu, Kay. Sahabatmu!

 
Masa-masa terakhir kelas 2 SMA, aku dan Kayla berselisih paham.
"Key! Kamu itu tahu nggak sih, kalau Rey itu cowok nggak baik? Dia itu playboy, Key! Playboy!" teriak Kayla kesal saat aku menampik mentah-mentah argumennya tentang Rey.
"Nggak! Aku nggak percaya! Rey bukan cowok yang seperti itu! Dia baik sama aku kok, dan dia nggak playboy seperti yang kamu bilang, Kay!" sahutku marah. Aku tak terima dia mengejek cowokku. Apa hak dia, coba?
"Key, coba dengarkan aku dulu! Dia itu... " ucap Kayla namun segera kupotong.
"Sudah! Aku nggak mau dengar lagi! Kamu sahabat aku apa bukan sih, Kay? Kok kamu tega sih, menjelekkan dia?" ujarku kesal sambil menahan tangis.
"Bukan begitu, Key. Aku 'kan cuma..."
"Sudah, sudah! Aku nggak mau dengar lagi! Cukup, Kay! Aku nggak menyangka kalau kamu bisa sampai setega itu! Bilang aja Kay, kalau kamu itu iri dan cemburu sama aku karena nggak bisa mendapatkan cowok yang kamu suka! Iya 'kan, Kay?" tudingku akhirnya pada Kayla dengan kesal. Sesaat setelah berkata begitu, aku langsung menyesalinya.
Mata Kayla berkaca-kaca. Kata-kataku telah menyakitinya. Aku telah menyakiti seorang Kayla, sahabat terbaik yang pernah kumiliki.
"Kay... Kayla, maaf... kata-kataku tadi... aku nggak bermaksud..." ucapku terbata-bata.
Kayla menitikkan air mata. "Maaf Key, aku tahu aku salah, tapi..."
"Kay! Nggak! Bukan begitu! Bukan, Kay!" aku mencoba menahan Kayla yang akan bangkit dan pergi.
Kayla menepis pelan tanganku. "Maaf, Key. Aku... butuh waktu untuk sendiri," katanya.
Aku menatap kepergian Kayla dengan sedih. Oh Tuhan, apa yang telah kulakukan? Aku telah melukai sahabatku sendiri. Aku telah menyakitinya! Apa yang harus kulakukan?

 
Ketika itu adalah kedua kalinya aku membuat Kayla menangis. Padahal aku telah berjanji tak akan membuatnya menangis lagi, namun apa yang telah kuperbuat? Aku telah membuat sahabat terbaikku menangis. Hingga sekarang aku masih menyesal telah melakukannya, bahkan aku pun belum meminta maaf padanya. Kay, maafkan aku, ya?
(to be continued..)

0 komentar: