BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 02 Januari 2011

Journal 41 : Cerpen made by ME as tiaramadhani part 6 :)


Bersamamu
Oleh: tiaramadhani
Seminggu setelah kematian Kayla. Aku mendatangi rumahnya yang sekarang sepi tak berpenghuni karena seluruh keluarganya telah pindah. Tak sanggup menempati rumah yang penuh kenangan akan Kayla.
Rumah besar itu sekarang kosong tak berpenghuni. Suram. Sepi. Senyap. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Bahkan, belum ada yang mau membeli rumah itu semenjak seminggu yang lalu saat dijual.
Aku berjalan pelan dan memasuki rumah itu. Melewati lorong-lorong rumah, menatap dinding-dinding dingin yang suram. Hingga aku tiba di depan sebuah kamar. Kamar yang penuh akan kenangan. Kenangan saat bersama Kayla dahulu. Mataku berkaca-kaca.
Pelan kubuka pintu kamar dan menatap ruangan itu. Kosong melompong. Tak ada barang-barang yang tertinggal, hanya dipan kasur yang masih setia menanti kepulangan pemiliknya. Juga sebuah kasur kecil di atasnya. Barang yang lain tak berubah dan banyak yang sudah dibuang.
Aku melangkah pelan ke arah pinggiran kasur dan merenung. Betapa banyak waktu yang dihabiskan Kayla di sini dalam menghadapi sisa waktunya. Melawan penyakitnya, radang pankreas atau biasa disebut panchreachitis.
Pelan-pelan aku duduk di pinggir kasur, dan kakiku menyentuh sesuatu. Aku melongok dan kulihat ada sebuah buku kusam dan berdebu di bawah sana. Kuambil dan terpana. Sebuah diary. Diary milik Kayla.
Pelan kubuka dan terkejut menatap isinya. Halaman depan tertulis, "Untuk Sahabatku, Arsita Rizkeyra". Antara ragu dan penasaran aku ingin membacanya. Akhirnya, rasa penasaran mengalahkanku. Aku pun membacanya dan mulai menangis.
Segala perasaan Kayla tercurah di sana. Mulai dari perkenalan kami hingga rahasia tentang Rey dan dirinya.
Ternyata selama ini Rey telah membohongiku. Dia mendekatiku untuk mendapatkan Kayla, dan dia menyatakan suka pada Kayla bahkan saat kami masih pacaran. Kayla yang dengan halus menolaknya, diancam Rey untuk pacaran dengannya, kalau tidak dia akan menyakitiku. Kayla yang tak ingin aku terluka pun terpaksa melakukannya. Namun, akhirnya dia sadar bahwa itu juga salah dan berniat menghentikannya. Akan tetapi, Rey tak mengizinkannya dan mengancam akan membungkam mulut Kayla. Kayla mengatakan bahwa ia tidak takut dan menantang Rey. Rey pun akhirnya menyerah dan pergi, namun Kayla sekarang di jembatan kebimbangan. Sekarang dia ada di antara dua pilihan, menceritakanku tentang Rey atau tetap menyimpannya agar aku tak terluka. Namun, dia tetap mengatakannya padaku meskipun dia tahu bahwa dia akan dibenci olehku. Namun, dia tak menyangka bahwa jawabanku akan seperti itu, dia terluka dan sangat sedih. Sehingga dia menjadi sakit dan penyakit lamanya pun kambuh. Kayla terbaring sakit selama beberapa hari. Berganti-gantian teman sekelasnya datang, namun dia tak pernah mendapati diriku datang. Dia merasa sangat sedih, namun dia sangat yakin bahwa suatu saat aku akan datang. Akan tetapi, hingga batas waktunya tiba, dia juga belum mendapati diriku datang menjenguk. Kayla sudah pasrah pada apa yang akan terjadi. Dia sudah menyerah untuk terus berharap, dan sekarang dia akan menyerah. Pasrah kepada takdirnya.
Aku menitikkan air mata saat membacanya. Menangis dan terus menangis. Hingga air mataku serasa kering. Tak mampu menangis. Hingga aku lelah dan mengantuk. Hingga aku akhirnya tertidur.
(to be continued..)

0 komentar: