BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 02 Januari 2011

Journal 38 : Cerpen made by ME as tiaramadhani part 3 :)


Bersamamu
Oleh: tiaramadhani
Itu adalah pertama kalinya aku melihat Kayla menangis. Selama ini, aku belum pernah melihatnya menangis. Dia selalu tertawa dan tersenyum, di mana pun berada.
Hingga sekarang, aku masih merasa menyesal telah membuatnya menangis. Aku ingin mengulang waktu dan memperbaiki kesalahan yang dulu kubuat, namun apalah daya.

 
Menjelang kelulusan SMP, aku dan Kayla belajar bersama. Kami menjadwalkan setiap seminggu sekali di rumah kami masing-masing secara bergantian.
Minggu ini, kami belajar bersama di rumah Kayla. Ternyata Kayla adalah anak seorang konglomerat. Oh ya, Kayla juga punya seorang kakak yang sangat ganteng. Aku sampai terpana saat melihatnya.
"Kay, kakakmu ganteng, ya?" komentarku saat pertama kali melihatnya.
Kayla tertawa terbahak-bahak. "Wah, jadi kamu sudah terkena pesonanya, ya?"
Aku mengangguk mantap. "Aku pasti bangga punya kakak sekeren dia!" sahutku.
Kayla kembali tertawa. "Aku juga bangga sama dia, dan meskipun dia ganteng, dia nggak pernah main-main sama cewek lain. Hingga sekarang dia tetap setia sama seorang cewek, teman dia dari SMA dulu."
Aku terpana. "Wah, kakakmu selain ganteng ternyata dia juga setia, ya!" gumamku kagum. Kayla tersenyum.
"Ayo belajar!" ajaknya dan kami pun pergi ke kamar Kayla.
Di kamar, kami belajar dengan tenang ditemani lantunan lagu dari Lenka. Lagu favoritku, "Like a Song", mengalun pelan.
"Eh Kay, kita akan terus bersama 'kan?" tanyaku tiba-tiba.
Kayla mendongak. "Hm?"
"Kita akan terus bersahabat selamanya, 'kan? Nggak akan terpisah lagi? Janji 'kan, Kay?" tanyaku sambil memastikan sekali lagi.
Kayla tersenyum. "Tentu dong, Key. Kenapa memangnya?" sahut Kayla.
"Janji, ya Kay!" aku mengacungkan jari kelingkingku ke arah Kayla.
Kayla menyambutnya dan tersenyum tipis. "Tapi, jika Tuhan berkehendak lain, aku tak mampu berkata apa-apa," ujar Kayla tiba-tiba.
Aku mengerutkan kening. "Lho? Kenapa, Kay? Kita masih muda, 'kan? Umur kita masih panjang, 'kan?" tanyaku bertubi-tubi.
Wajah Kayla berubah dan dia termenung, "Tiada yang tahu apa yang kelak akan terjadi kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa di atas sana..."
Aku terpana dan tak mampu berkata apa-apa.
(to be continued..)

0 komentar: